Showing posts with label Insomnia. Show all posts
Showing posts with label Insomnia. Show all posts

Thursday, March 16, 2017

Aku TIdak Normal (Part 2)



Sebelum baca yang ini, baca Aku Tidak Normal (Part 1) dulu yaa, biar nyambung gitu.

Katanya ketika seseorang sulit tidur itu namanya insomnia. Aku juga tidak terlalu mengerti insomnia itu seperti apa. Kalau kata alodokter.com sih, "Insomnia adalah kondisi saat seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak bisa tidur cukup lama sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tubuh meski dia memiliki kesempatan untuk melakukannya. " Nah, masalahnya aku tidak yakin kalau aku ini pengidap insomnia, mana tau aku memang tak ada niat untuk tidur aja. Aku bisa kok tidur, cuma waktu tidurnya saja yang berbeda. Selanjutnya orang juga bilang kalau sulit tidur itu tanda-tanda seseorang mengidap depresi. Apa aku sedang depresi? Aku juga tidak tahu. Kalaupun benar aku mengidap insomnia atau depresi, sepertinya belum perlu bagiku untuk menemui dokter atau psikiater untuk menanyakan kondisiku. Hidupku masih baik-baik saja seperti ini. Biarpun ada seorang teman yang selalu saja bilang kalau aku ini sudah gila, entah lah. Mungkin dia benar. Mana ada orang gila yang tahu kalau dia sudah gila.

Pernah sesekali aku coba tidur cepat. Ketika sudah jam 10 malam aku matikan lampu kamar dan aku jauhkan handphone-ku, aku paksa mataku tertutup. Mataku memang tertutup, tapi cuma sesaat terus terbuka lagi. Dan akhirnya tidak berujung tidur, aku tetap tidak bisa. Karena bosan aku malah keluar telat, nongkrong jam 1 malam dan baru pulang pastinya menjelang subuh. Setelah itu aku baru bisa tertidur. Karena alasan itu sepertinya berat badanku terus bertambah dan mukaku terus membengkak. Bisa dipastikan cita-citaku untuk bisa setampan Vino G. Bastian atau Reza Rahardian gagal total.

Lantas ketika orang sudah terlelap jangan kira kita tak bisa berbuat apa-apa. Banyak hal yang dapat dilakukan ketika tidak bisa tidur. Paling sering memang nongkrong di warung kopi sampai pagi, tapi kalau dirumah? Biasanya ini yang aku lakukan:

Menggambar

Iya, tentu aku suka menggambar. Kalau bukan karena suka menggambar mungkin aku tidak kuliah di jurusan arsitektur. Heningnya malam biasanya memberikanku kenyamanan dalam meggores pena atau menggeser-geser mouse laptop. Dan dengan begitu tidak terasa waktu pun berlalu. Aku suka menggambar baik itu manual maupun digital. Banyak gambar yang aku hasilkan di malam hari, tetapi tidak pernah di siang hari. Tetapi entah mengapa aku tidak pernah menggambar sesuatu yang berhubungan dengan arsitektur. Menurutku yang seperti itu sama aja dengan bekerja. Aku suka gambar-gambar santai seperti ini:









Bermusik

Bermusik yang aku maksud baik itu mendengarkan musik, memainkan alat musik, atau menciptakan musik. Semuanya aku suka. Biasanya aku sering mendengarkan musik-musik yang cocok dengan apa yang aku rasakan pada malam itu. Terutama musik-musik hip hop nan galaunya Leessang, seperti yang pernah aku bahas sebelumnya disini. Aku juga suka memainkan alat musik terutama gitar, karena memang cuma itu yang aku bisa. Kalau bikin musik biasanya aku menggunakan aplikasi fl studio, untuk sementara belum ada yang bisa aku tunjukin, belum ada yang selesai karena masih proses belajar. Kalau lagu-lagu yang aku ciptain ada nih beberapa, silakan kalau mau dengar:



Membaca

Jangan kira yang aku baca adalah buku-buku pelajaran yang serius sejenis buku arsitektur atau perencanaan. Aku tidak suka itu, aku takut ngantuk, kan dari tadi kita ceritanya biar ada kerjaan kalau tidak tidur. Aku suka baca novel atau tulisan mengenai hal-hal lain yang sifatnya tidak begitu penting. Dengan adanya jaringan internet banyak hal yang bisa aku baca, misalnya cerita-cerita sampingan dari superhero marvel dan DC atau anime yang ada di duniaku.net, sering juga baca hipwee buat jadi bahan galau atau motivasi, terus banyak juga hal-hal menarik dan tidak penting yang bisa dibaca lewat kaskus. Pokoknya banyak deh bahan bacaanku di malam hari.

Menulis

Sejak dulu aku juga suka menulis. Tetapi baru kali ini tulisan-tulisan ini aku muat diblog. Banyak puisi-puisi yang aku tulis sejak dulu, tetapi semuanya hilang. Yang ada di blog ini hanya yang pernah tersimpan saja. Kalau mau baca puisi- puisiku disini aja, kalau cerpen disini dan kalau cerita tidak penting mengenai hidupku disini ya. hehe

Menonton

Dari kecil aku suka nonton. Dulu sebelum ada internet dan laptop, aku biasanya selalu menonton tv. Sehabis pulang sekolah sampai sebelum tidur di malam hari, tv selalu menemaniku di rumah. Apalagi ketika hari minggu pagi, maraton nonton kartun dari pagi sampai siang merupakan salah satu momen terbaik dalam hidupku saat itu. Mungkin hal ini tidak dirasakan lagi oleh anak-anak masa kini. Sampai saat ini ketika malam datang dan aku tidak bisa tidur, laptop dan tablet bergantian menjadi temanku. Di laptop biasanya aku menonton film-film yang aku download atau kopi dari teman, selalu saja ada stok film yang tidak pernah habis aku tonton. Bila sedang ada jaringan internet, aku juga biasa nonton youtube lewat tablet. Apasih yang tidak ada di youtube, semua hal yang aku ingin lihat ada dan itu menyenangkan. Dan karena itu juga aku sulit tidur ketika malam.

Bergalau Ria

Siapa sih yang tidak pernah galau. Aku sering. Galau tentang masa depan pastinya, bukan masa lalu. Karena menurutku yang sudah lalu biarlah berlalu, tidak perlu digalaukan hanya cukup untuk dikenang. Tentang menggalaukan masa depan memang sedang waktunya saja sepertinya, biasalah krisis pada umur 20an. Harus kerja apa, dapat duit berapa, kapan lulus kuliah, kapan nikah, pastinya semua itu sudah menjadi pertanyaan manusia umur 20an. Mungkin suatu saat nanti di pesawat penerbangan first class menuju Eropa, sambil tersenyum dalam hati aku berkata "aku pernah galau dan kini aku berhasil." Semoga itu terjadi suatu saat nanti ketika aku mengenang masa-masa menggalaukan seperti ini. Amin.

Belajar dan Mengerjakan Tugas

Kalau ini sebenarnya aku malas ngebahasnya. Pokoknya belajar dan nugas ini aku lakukan kalau sudah terpaksa dan sudah harus dikumpulkan ke dosen saja. Pada waktu lainnya, jangan harap.

Kesimpulannya, aku memang tidak normal. Hidupku jelas berbeda dengan kehidupan orang lain. Namun dengan perbedaan ini banyak hal yang bisa aku lakukan dan ciptakan, semua karya dan hal-hal yang berbeda dengan yang dilalui orang lain. Jadi aku tidak pernah menyesal. Ketidaknormalan ini yang membuat hidupku terasa spesial. Kecuali kalau suatu saat aku beneran depresi dan gila, itu baru lain cerita.

Mungkin sekian dulu cerita tentang aku. Kelak akan kita lanjutkan lagi pada postingan selanjutnya. Bye :)



Share:

Aku Tidak Normal (Part 1)



Mataku terbuka. Aku lihat jam di layar handphone sudah menunjukkan pukul 15:43 sore. Selain icon baterai yang sudah lowbat, juga muncul icon panggilan tak terjawab dan icon pesan masuk dari akun blackberry messengerku. Aku buka pesan tersebut. Ternyata dari salah satu temanku yang bertuliskan:
"Ded, lagi dimana? Udah bangun?"
"Ini baru aja bangun Haha... Ada apa?" jawabku.
Setelah menunggu beberapa lama tak kunjung ada balasannya. Mungkin sudah tak penting lagi jawabanku, karena pesan ini aku lihat dikirim pada pukul 10:15 pagi tadi. Berarti dia sudah menunggu balasku selama 5 jam lamanya. Iya, aku yang salah.

Aku bangkit dari tempat tidur dan melangkah menuju cermin yang ada di kamarku. Sudah menjadi kebiasaan untuk memperhatikan wajah dan tubuhku terlebih dahulu setiap baru bangun tidur. "Wajah semakin bengkak dan badan semakin gendut, kapan ya aku jadi ganteng," sudah setiap hari hal ini menjadi keluhku. Terkadang aku berharap suatu hari ketika aku baru bangun tidur dan memandang cermin, ketampananku bisa selevel dengan Vino G. Bastian atau Reza Rahardian, tapi tentu saja tidak mungkin. Hatiku terluka. Setelah puas melihat wajah dan tubuh yang tidak jelas bentuknya ini, aku melangkah lagi mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi. Setelah menutup pintu, aku langsung memulai konser yang sedari tadi sudah ditunggu oleh para penggemar setiaku (gayung, sabun, sikat gigi dan ubin kamar mandi). Sehingga terobatilah luka di hatiku.

Setelah selesai konser, aku keluar dan mulai bersiap-siap. Memakai celana dan baju secukupnya, juga sedikit wewangian tentunya. Aku pun melanjutkan rutinitas pentingku di setiap sore hari. Ya, ke warung kopi untuk mencari segelas caffeine agar diasup tubuh dan dialiri keseluruh peredaran darahku. Makan boleh jarang, tapi ngopi jangan. Itu prinsipku.

Aku hidupkan mesin motor dan memulai pergerakan menuju warung kopi langgananku. Saat itu kira-kira sudah pukul 5 sore. Di sepanjang jalan, aku perhatikan orang-orang disekelilingku yang tampak sangat berbeda denganku. Mengapa pada jam-jam seperti ini mereka bergerak pulang menuju rumah masing-masing, sedangkan aku baru saja beranjak dari rumah. Mengapa aku ngopi di sore hari dan mereka ngopi di pagi hari. Mengapa waktu tidurku menjadi jam-jam produktif bagi mereka. Mengapa saat malam tiba, mereka terlelap dan aku masih terjaga. Terlalu banyak pertanyaan, terlalu banyak perbedaan antara hidupku dan hidup mereka. Wajar saja pesan dari temanku tidak terbaca. Wajar saja aku membalas pesannya 5 jam sesudahnya. Hal ini membuat aku tersadar kalau aku tidak normal, ada yang salah dengan hidupku.

Sesampainya di warung kopi aku tulis yang menjadi kegundahanku di perjalan tadi, tulisan yang menjadi bacaanmu saat ini. Sambil menulis aku mengingat-ingat sejak kapan hidupku menjadi terbalik seperti ini. Sejak kapan aku hidup di malam hari dan tidur di pagi hari. Aku urut kejadian-kejadian dalam hidupku. Ketika aku kecil dulu di depan tv, setiap jam 10 malam ibu selalu menyuruhku masuk ke kamar untuk tidur. Ketika SMA saat di asrama sekolah, walaupun tidak ada ibu disitu, saat malam aku tetap tidur walaupun sedikit larut. Anehnya aku tetap bisa terbangun di pagi hari. Hingga aku baru menemukan jawaban ketika cerita hidupku sudah sampai pada masa kuliah, saat itulah hidupku berubah.

Pada masa-masa kuliah, telat tidur itu sudah biasa. Aku juga berkenalan dengan yang namanya kopi. Aku ini adalah mantan mahasiswa arsitektur, jadi biasa jarang tidur. Pagi sampai siang aku masuk kelas, selesai kelas nongkrong di kantin, setelah itu juga biasanya tidak langsung pulang, bisa jadi jalan-jalan dulu bareng pacar. Uups, mantan pacar maksudnya. Sehingga waktu malam hari ku habis dengan tugas-tugas yang sayangnya tidak pernah ada habisnya. Gambar kerja, maket, laporan dan tugas-tugas lainnya selalu menjadi teman ngobrolku sampai tengah malam, kalau obrolannya lagi asik ya sampai pagi. Belum lagi kalau sedang tidak ada tugas, jadwal nongkrong sambil ngopi bersama teman jadi penggantinya. Terus tidurnya kapan? itu yang masih menjadi misteri. Mungkin hal ini yang menjadi latar belakang perubahan dalam hidupku.

Sampai aku lulus kuliah dan bekerja, hidupku tetap seperti ini dan tidak pernah berubah. Karena telat bangun aku jadi sering telat ngantor. Sampai di kantor aku juga tidak bersemangat untuk bekerja karena ngantuk. Bahkan karena ingin tidur saja di rumah aku jadi sering bolos kerja (lagian kalau pun tetap datang, karena sudah terlalu telat jadi malu rasanya memperlihatkan wajahku). Tapi anehnya ketika malam tiba, ngantuk itu sirna dan aku jadi terlalu bersemangat sampai pagi. Pas udah pagi akhirnya ngantuk lagi, selalu saja begitu. Aku jadi sering berfikir kenapa waktu kerja di kantor itu tidak diganti malam saja, sedangkan pagi sampai siang pegawainya tidur semua. Kalau saja bisa seperti itu mungkin aku sudah jadi pegawai teladan dan hidupku akan sangat bahagia.

Aku jadi tidak betah bekerja. Tidak ada pekerjaan yang sesuai dan mampu memenuhi gaya hidupku. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk berhenti dan melanjutkan studiku di Yogyakarta. Mungkin mengganti suasana dengan kegiatan dan tempat yang baru dapat merubah hidupku, begitu fikirku. Ternyata setelah menjadi mahasiswa S2 tetap tidak ada bedanya. Aku sering tidak masuk kelas pagi karena ketiduran. Setiap malam aku selalu begadang, apalagi di tempat tinggalku ada jaringan internetnya, jadi ada alasan buat tidak tidur. Lengkap lah sudah kekacauanku, aku gagal merubah hidup. Untung saja hal ini tidak sampai membuat studiku berantakan, karena masih ada teman-teman yang baik dan pengertian, jadi bisa minta bantuin nitip absen. Kuliah magister yang tidak seketat S1 membuat aku jadi orang yang beruntung.

Masih lanjut nih, ke Aku Tidak Normal (Part 2) ya..
Share: