Sunday, March 12, 2017

Surat kepada langit


Kini kopi kita sudah menjadi dingin.
Padahal perbincangan kita belum terasa hangat.
Resah saat aku kehilanganmu.
Ada rindu yang tiada tahu kemana harus dituju.
Yang tersisa hanya sesal.
Kala harimu sudah terlalu senja,
Begitu telat aku beranjak dewasa.
Belum puas rasanya.
Pada masa-masa mudamu, akan masa-masa mudaku.
Terlalu cepat engkau berlalu ketika aku masih terlalu biru.
Ini sepucuk surat kepada langit.
Berisikan salam serta sisipan doa.
Sebagai sebuah pertanda,
Bahwa anak tak akan pernah lupa.
Share:

2 comments: